Pengerjaan pengadaan dan pemesan semua keperluan perusahaan menjadi permasalahan yang selama ini dialami oleh procurement di tiap perusahaan. Permasalahan ini tak boleh dianggap enteng, karena apabila tidak dipikirkan dengan baik karena akan menjadi boomerang untuk perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya strategic sourcing untuk menyelesaikan permasalahan yang sering kali dialami oleh procurement ini. Untuk dapat menempuh hasil dari strategic sourcing yang berpengaruh, karena procurement harus mengerti mengenai pengeluaran yang dilaksanakan. Data yang menjadi kunci penting dari berjalannya strategic sourcing yang lancar jaya.
Strategic sourcing sendiri adalah sebuah inisiatif yang direncanakan untuk memaksimalkan pembelanjaan dengan memilih supplier yang bisa menambah pengetahuan dan poin dalam relasi antara pelanggan dan supplier . Strategic sourcing dalam prakteknya sering kali sekali terdapat permasalahan seperti peruabahan harga, perencanaan yang tidak terintegrasi, dan ketersedian barang.
Data-data yang lengkap akan membantu perusahaan untuk mengenal lebih dekat perihal para vendor, ketersedian stok barang di supplier, dan berguna juga dalam memonitor layanan para penyedia produk dan barang-barang keperluan bisnis dengan baik dan pas. Untuk melakukan strategic sourcing dibutuhkan adanya perubahan metode dalam perusahaan, dari yang selama ini diterapkan menjadi metode yang akan digunakan untuk menerapkan strategic sourcing. Tiap unsur dalam perusahaan benar-benar berperan penting dalam penggunaan strategic sourcing ke dalam alur pengadaan atau pengorderan, dan juga pembelian semua keperluan perusahaan. Contoh tersebut sebab strategic sourcing akan membantu lebih efisien dan menekan pengeluaran perusahaan.
Untuk mengaplikasikan strategic sourcing yang pas untuk perusahaan, perlu adanya analisis supaya sourcing tersebut berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Strategic sourcing sendiri mempunyai sebagian sistem yang bisa digolongankan sebagai berikut :
Basic Provider Model
Sistem ini hanya menurut transaksi ekonomi semata. Model yang dimaksud adalah pembeli bisa memilih dan menetapkan sendiri barang dari supplier yang ditawarkan dengan harga yang terendah dengan alternatif barang atau jasa yang tersebar di pasaran. Pembeli bisa kapan saja mengganti supplier, tergantung dengan negoisasi kecocokan harga dan lain sebagainya.
Preferred-provider Model
Sistem ini berjangka panjang, supplier yang dipilih akan terus memasok barang ke perusahaan tersebut. Model ini umumnya supaya lebih efisien dan mempercepat rutinitas pembelian pada suatu perusahaan.
Vested Business Model
Sistem ini diterapkan oleh perusahaan yang berharap melaksanakan kolaborasi untuk hasil yang menguntungkan kedua belah pihak. Tujuannya adalah agar produk dan jasa yang dibuat bisa menjadi referensi keberhasilan secara bersama.
Untuk informasi selengkapnya mengenai pengadaan barang dan jasa silahkan kunjungi Website https://eprocurement-indonesia.com/ atau bisa hubungi Helpdesk di +62811-3484-007 / +6231-591-75838
